Baca Novel Ex Strongest Swordsman Longs For Magic In Different World Bahasa Indonesia Chapter 5 - HOLY MAIDEN -->

Halaman

    Social Items


Baca Novel Ex Strongest Swordsman Longs For Magic In Different World Bahasa Indonesia Chapter 5 - Halo, maaf update lama, ini gara-gara harddisk ke format :v. jadi Admin instal ulang aja laptopnya sekalian.


Chapter 5 : Menderita Nyeri Otot
Translate : Holymaiden
Editor : Holymaiden
[Eh … Ini aneh …](Soma)
Yang berguman saat ini adalah Soma yang sedang terbaring di tempat tidurnya.
Saat ini Dia sedang berpikir dalam pikirannya.
Ya, Dia sedang berpikir tentang kesalahannya.
Wajar saja jika Soma memikirkan hal itu.
Karena Soma telah terbaring di tempat tidur selama tiga hari terakhir.
Sejak saat itu, Dia tidak diizinkan bergerak.
Dan juga, Peristiwa saat Soma diberitahu bahwa Dia tidak memiliki bakat, dan diam-diam menyelinap keluar dari rumah, itu terjadi tiga hari lalu.
Dengan kata lain, Soma berada di tempat tidurnya sudah tiga hari.
Tetapi, itu bukan penyebabnya.
Sejak awal, alasan Soma tidak bergerak dari tempat tidur, karena niatnya sendiri.
Jika Dia bergerak, rasa sakit luar biasa akan melanda di seluruh tubuhnya, oleh karena itu Dia tidak bisa bergerak.
Jujur saja, Dia tidak terluka.
Dia hanya menderita konsekuensi menggunakan otot-ototnya secara berlebihan.
Yup, Dia hanya Nyeri otot.
[Hmmm … Sejujurnya, meski Aku menduga hal ini akan terjadi … tapi Aku tidak menyangka akan sangat menyakitkan.](Soma)
Dia sudah menduga nyeri otot memang menyakitkan, tetapi Dia tidak menduga akan sangat menyakitkan seperti yang Dia rasakan saat ini.
Menghitung berapa lama Dia hidup di kehidupan sebelumnya, Dia sudah mengabaikan nyeri otot yang sudah pernah Dia rasakan dulu.
Jadi Dia membayar kesalahannya sendiri.
Karena rasa nyeri otot yang dirasakannya sangat menyakitkan, Dia tidak dapat bergerak dengan baik karenanya.
Kabar baiknya, Dia dapat menggunakan teknik yang Di buatnya saat dikenal sebagai Dewa Pedang dulu.
Sudah bisa dikatakan keajaiban jika Dia hanya menderita nyeri otot setelah menggunakan tekniknya.
Seharusnya, tidak aneh jika satu atau dua anggota tubuhnya telah hancur.
Pada akhirnya, Dia harus membayar kesalahannya sendiri … dan, mungkin Dia akan mengulanginya lagi.
Untuk saat ini Dia tidak bisa berbuat apa-apa sampai rasa sakitnya mereda—
[… Hmm?](Soma)
Dan …
Saat Soma memikirkan cara untuk menghabiskan waktunya, Dia tiba-tiba mendengar suara ketukan pintu.
Pindu diketuk bersamaam dengan suara yang sudah Dia kenal.
[Soma, ini Aku, Camilla. Apa boleh Aku masuk?](Camilla)
[Tentu, tidak masalah.](Soma)
Saat Dia memberi izin untuk masuk, pintu langsung terbuka dan perempuan muncul dari sana.
Dia merupakan seseorang yang Soma sudah kenal.
Perempuan dengan mata hitam dan rambut hitam.
Rambut panjangnya bergoyang sampai pinggang, perempuan yang sedang melihat Soma dengan ekspresi khawatir saat ini adalah Camilla, Penilai khusus keluarga Soma.
Dia juga merupakan Sahabat Ibunya. Dia seharusnya hampir berumur sekitar Dua puluh tahun segera, tetapi jika dilihat-lihat dia tak tampak seperti itu tetapi Dia tampak masih sangat muda.
…. Bukan.
Dari pada lebih muda, mungkin lebih tepat Dia seperti Anak kecil (Loli).
(P.S. : Call 911 Now :v)
Dia memang lebih tinggi dari Soma, tetapi jika ditanya berapa perbedaan usia mereka, pasti orang-orang berpikiran hanya berbeda satu tahun. Dan mungkin orang menganggap usianya hanya setengah dari usianya saat ini.
Jadi, tak salah jika orang lain tidak melihatnya sebagai Wanita dewasa.
Yah, jika dipikir-pikir lagi, Ibunya juga terlihat sangat muda, apa mungkin hal itu memang normal di dunia ini, atau mereka yang special?.
[Hmm … Sepertinya Aku tidak boleh terlalu cepat menyimpulkannya, karena masih sedikit sampel.](Soma]
[Apa? Apa yang sedang Kau bicarakan](Camilla)
[Tidak, tidak ada apa-apa. Kau tidak perlu khawatir tentang itu.](Soma)
[Ha … baiklah jika Kau bilang begitu](Camilla)
Sambil mengangkat bahunya, Camilla menatapnya.
Tatapan terus berlanjut selama beberapa detik, seolah-olah mencoba menyelidiki masalah itu, dan kemudian, Dia menghela nafas.
[Untuk saat ini, Kau sudah terlihat lebih baik. Tidak ada masalah kan?](Camilla)
[Ada satu hal … Tapi Sekarang Aku mengalami nyeri otot di seluruh tubuhku. Apa Kau ingin mengatakan bahwa Aku harus mengambil hari libur?](Soma)
[Yah … Aku minta maaf, tapi Aku tak yakin bagaimana Aku harus menanggapinya. Bahkan membaca buku sekarang sangat sulit, ya?](Camilla)
[Aku sudah bilang kemarin, Kau tidak perlu khawatir. Bahkan jika Kau hanya datang setiap hari seperti saat ini, itu sudah sangat baik.](Soma)
Saat Aku mengatakan itu, ekspresi Camilla menjadi pahit. Dia mungkin mengerti apa yang Dia maksud.
Ibunya, Sofia, tidak pernah menunjukkan wajahnya sejak hari pertama.
Tapi saat Soma ingin mengatakan sesuatu untuk menghindari kesalahpahaman.
Dia hanya bisa berkata seperti itu, tidak ada yang lain.
Jika Dia membuat alasan yang lebih buruk, itu hanya akan membuatnya lebih mencurigakan.
Karena itu, Soma tidak membicarakannya lagi, dan memutuskan untuk berbicara tentang masalah lain.
[Hmm … Baiklah. Meski ini merepotkan, bisakah Kau memberiku pelajaran.](Soma)
[Pelajaran … ?](Camilla)
[Hmm … Bukankah Kau adalah guru pribadi atau semacamnya?](Soma)
Guru pribadi.
Kata itu hanya memiliki satu arti dan sangat sederhana, Camilla adalah Guru pribadi Soma.
Tapi, seperti yang sudah disebutkan tadi, Camilla adalah Penilai keterampilan keluarga Soma.
Sejujurnya, tidak ada alasan untuk membuatnya sebagai Guru pribadi.
Sampai tiga hari lalu.
Sejak hari itu dan seterusnya, apa yang terjadi sekarang karena hal itu.
Semua Guru Soma yang lain telah di pecat dan Dia mengerti mengapa hal itu terjadi.
Itu karena Soma sudah tidak berguna lagi.
Semua terjadi karena hasil dari Penilaian keterampilan, bukan karena hal yang lain.
Soma belum tahu Keluarga macam apa Dia, tetapi Dia sudah mengerti sampai batas tertentu.
Dan mengapa Camilla menjadi Guru pribadinya?
Meski Dia adalah penilai keterampilan.
Alasannya tidak diketahui, itu karena Soma sendiri yang memintanya, tapi … yah, tidak ada masalah dengan hal itu.
[Yah, tapi jujur saja Keterampilan Soma masih belum diketahui … jadi bahkan jika Aku memberimu pelajaran, itu tidak ada gunanya.](Camilla)
[Tidak, sejujurnya Kau tidak perlu mengetahuinya. sejak awal Aku hanya tertarik pada sihir, dan Aku belum pernah di ajarkan tentang sihir sebelumnya.](Soma)
Karena Dia harus tetap berada di tempat tidur, Dia tidak perlu khawatir tentang hal-hal kecil semacam itu.
[Sihir ya? Tapi--](Camilla)
[Kau bisa membicarakan apa saja, karena Aku sedang kekurangan informasi tentang sihir](Soma)
Soma benar-benar ingin Camilla membicarakan tentang sihir.
Oleh sebab itu Soma memotong perkataan Camilla sebelum Dia menyelesaikannya.
Dan karena hal-hal seperti tanpa keterampilan, berarti Dia tidak bisa menggunakan sihir,  tidak penting untuknya.
Dia tidak akan menyerah hanya karena alasan itu.
Siapa yang memutuskan bahwa itu mustahil?.
Hanya karena tidak ada bukti belum tentu tidak mungkin bisa dilakukan.
Dan Soma sudah melakukan sesuatu yang mustahil bahkan tanpa keterampilan.
Meski Dia tidak memiliki keterampilan Ilmu Pedang tingkat rendah, Dia bisa memotong pohon besar hanya dengan sebatang tongkat kayu.
Jika hanya itu masalahnya … bahkan tanpa keterampilan, ada kemungkinan untuk menggunakan sihir?
Itulah alasannya.
Tetapi, Soma sama sekali tidak mengatakannya pada Camilla.
Itu karena tidak perlu melakukannya.
Tak apa-apa, bahkan jika hanya Dia yang mengetahui. Sisanya, Dia hanya harus bekerja keras untuk mencapai tujuannya.
Melihat keyakinan kuat Soma.
Camilla tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya bisa tersenyum pahit seolah-olah menyerah.
[… Baiklah, Aku akan memberimu pelajaran sihir sebagai Guru pribadi mu](Camilla)
[Ouuuu!](Soma)
[Tapi, Aku tidak terlalu mahir dalam menggunakan sihir. Oleh karena itu, Aku perlu memeriksa nya sekali lagi, Aku akan memberimu pelajarannya besok.](Camilla)
[Hmm .., tidak apa-apa .. Besok akan menjadi sangat menyenangkan.](Soma)
Kata-kata itu tentu saja berasal dari lubuk hatinya.
Dia akhirnya bisa mendapatkan informasi tentang sihir.
Pelajaran macam apa yang akan Dia dapatkan, dan apakan Dia bisa memahaminya?
Sambil memikirkan hal itu, Soma secara alami tersenyum.




Baca Novel Ex Strongest Swordsman Longs For Magic In Different World Bahasa Indonesia Chapter 5


Baca Novel Ex Strongest Swordsman Longs For Magic In Different World Bahasa Indonesia Chapter 5 - Halo, maaf update lama, ini gara-gara harddisk ke format :v. jadi Admin instal ulang aja laptopnya sekalian.


Chapter 5 : Menderita Nyeri Otot
Translate : Holymaiden
Editor : Holymaiden
[Eh … Ini aneh …](Soma)
Yang berguman saat ini adalah Soma yang sedang terbaring di tempat tidurnya.
Saat ini Dia sedang berpikir dalam pikirannya.
Ya, Dia sedang berpikir tentang kesalahannya.
Wajar saja jika Soma memikirkan hal itu.
Karena Soma telah terbaring di tempat tidur selama tiga hari terakhir.
Sejak saat itu, Dia tidak diizinkan bergerak.
Dan juga, Peristiwa saat Soma diberitahu bahwa Dia tidak memiliki bakat, dan diam-diam menyelinap keluar dari rumah, itu terjadi tiga hari lalu.
Dengan kata lain, Soma berada di tempat tidurnya sudah tiga hari.
Tetapi, itu bukan penyebabnya.
Sejak awal, alasan Soma tidak bergerak dari tempat tidur, karena niatnya sendiri.
Jika Dia bergerak, rasa sakit luar biasa akan melanda di seluruh tubuhnya, oleh karena itu Dia tidak bisa bergerak.
Jujur saja, Dia tidak terluka.
Dia hanya menderita konsekuensi menggunakan otot-ototnya secara berlebihan.
Yup, Dia hanya Nyeri otot.
[Hmmm … Sejujurnya, meski Aku menduga hal ini akan terjadi … tapi Aku tidak menyangka akan sangat menyakitkan.](Soma)
Dia sudah menduga nyeri otot memang menyakitkan, tetapi Dia tidak menduga akan sangat menyakitkan seperti yang Dia rasakan saat ini.
Menghitung berapa lama Dia hidup di kehidupan sebelumnya, Dia sudah mengabaikan nyeri otot yang sudah pernah Dia rasakan dulu.
Jadi Dia membayar kesalahannya sendiri.
Karena rasa nyeri otot yang dirasakannya sangat menyakitkan, Dia tidak dapat bergerak dengan baik karenanya.
Kabar baiknya, Dia dapat menggunakan teknik yang Di buatnya saat dikenal sebagai Dewa Pedang dulu.
Sudah bisa dikatakan keajaiban jika Dia hanya menderita nyeri otot setelah menggunakan tekniknya.
Seharusnya, tidak aneh jika satu atau dua anggota tubuhnya telah hancur.
Pada akhirnya, Dia harus membayar kesalahannya sendiri … dan, mungkin Dia akan mengulanginya lagi.
Untuk saat ini Dia tidak bisa berbuat apa-apa sampai rasa sakitnya mereda—
[… Hmm?](Soma)
Dan …
Saat Soma memikirkan cara untuk menghabiskan waktunya, Dia tiba-tiba mendengar suara ketukan pintu.
Pindu diketuk bersamaam dengan suara yang sudah Dia kenal.
[Soma, ini Aku, Camilla. Apa boleh Aku masuk?](Camilla)
[Tentu, tidak masalah.](Soma)
Saat Dia memberi izin untuk masuk, pintu langsung terbuka dan perempuan muncul dari sana.
Dia merupakan seseorang yang Soma sudah kenal.
Perempuan dengan mata hitam dan rambut hitam.
Rambut panjangnya bergoyang sampai pinggang, perempuan yang sedang melihat Soma dengan ekspresi khawatir saat ini adalah Camilla, Penilai khusus keluarga Soma.
Dia juga merupakan Sahabat Ibunya. Dia seharusnya hampir berumur sekitar Dua puluh tahun segera, tetapi jika dilihat-lihat dia tak tampak seperti itu tetapi Dia tampak masih sangat muda.
…. Bukan.
Dari pada lebih muda, mungkin lebih tepat Dia seperti Anak kecil (Loli).
(P.S. : Call 911 Now :v)
Dia memang lebih tinggi dari Soma, tetapi jika ditanya berapa perbedaan usia mereka, pasti orang-orang berpikiran hanya berbeda satu tahun. Dan mungkin orang menganggap usianya hanya setengah dari usianya saat ini.
Jadi, tak salah jika orang lain tidak melihatnya sebagai Wanita dewasa.
Yah, jika dipikir-pikir lagi, Ibunya juga terlihat sangat muda, apa mungkin hal itu memang normal di dunia ini, atau mereka yang special?.
[Hmm … Sepertinya Aku tidak boleh terlalu cepat menyimpulkannya, karena masih sedikit sampel.](Soma]
[Apa? Apa yang sedang Kau bicarakan](Camilla)
[Tidak, tidak ada apa-apa. Kau tidak perlu khawatir tentang itu.](Soma)
[Ha … baiklah jika Kau bilang begitu](Camilla)
Sambil mengangkat bahunya, Camilla menatapnya.
Tatapan terus berlanjut selama beberapa detik, seolah-olah mencoba menyelidiki masalah itu, dan kemudian, Dia menghela nafas.
[Untuk saat ini, Kau sudah terlihat lebih baik. Tidak ada masalah kan?](Camilla)
[Ada satu hal … Tapi Sekarang Aku mengalami nyeri otot di seluruh tubuhku. Apa Kau ingin mengatakan bahwa Aku harus mengambil hari libur?](Soma)
[Yah … Aku minta maaf, tapi Aku tak yakin bagaimana Aku harus menanggapinya. Bahkan membaca buku sekarang sangat sulit, ya?](Camilla)
[Aku sudah bilang kemarin, Kau tidak perlu khawatir. Bahkan jika Kau hanya datang setiap hari seperti saat ini, itu sudah sangat baik.](Soma)
Saat Aku mengatakan itu, ekspresi Camilla menjadi pahit. Dia mungkin mengerti apa yang Dia maksud.
Ibunya, Sofia, tidak pernah menunjukkan wajahnya sejak hari pertama.
Tapi saat Soma ingin mengatakan sesuatu untuk menghindari kesalahpahaman.
Dia hanya bisa berkata seperti itu, tidak ada yang lain.
Jika Dia membuat alasan yang lebih buruk, itu hanya akan membuatnya lebih mencurigakan.
Karena itu, Soma tidak membicarakannya lagi, dan memutuskan untuk berbicara tentang masalah lain.
[Hmm … Baiklah. Meski ini merepotkan, bisakah Kau memberiku pelajaran.](Soma)
[Pelajaran … ?](Camilla)
[Hmm … Bukankah Kau adalah guru pribadi atau semacamnya?](Soma)
Guru pribadi.
Kata itu hanya memiliki satu arti dan sangat sederhana, Camilla adalah Guru pribadi Soma.
Tapi, seperti yang sudah disebutkan tadi, Camilla adalah Penilai keterampilan keluarga Soma.
Sejujurnya, tidak ada alasan untuk membuatnya sebagai Guru pribadi.
Sampai tiga hari lalu.
Sejak hari itu dan seterusnya, apa yang terjadi sekarang karena hal itu.
Semua Guru Soma yang lain telah di pecat dan Dia mengerti mengapa hal itu terjadi.
Itu karena Soma sudah tidak berguna lagi.
Semua terjadi karena hasil dari Penilaian keterampilan, bukan karena hal yang lain.
Soma belum tahu Keluarga macam apa Dia, tetapi Dia sudah mengerti sampai batas tertentu.
Dan mengapa Camilla menjadi Guru pribadinya?
Meski Dia adalah penilai keterampilan.
Alasannya tidak diketahui, itu karena Soma sendiri yang memintanya, tapi … yah, tidak ada masalah dengan hal itu.
[Yah, tapi jujur saja Keterampilan Soma masih belum diketahui … jadi bahkan jika Aku memberimu pelajaran, itu tidak ada gunanya.](Camilla)
[Tidak, sejujurnya Kau tidak perlu mengetahuinya. sejak awal Aku hanya tertarik pada sihir, dan Aku belum pernah di ajarkan tentang sihir sebelumnya.](Soma)
Karena Dia harus tetap berada di tempat tidur, Dia tidak perlu khawatir tentang hal-hal kecil semacam itu.
[Sihir ya? Tapi--](Camilla)
[Kau bisa membicarakan apa saja, karena Aku sedang kekurangan informasi tentang sihir](Soma)
Soma benar-benar ingin Camilla membicarakan tentang sihir.
Oleh sebab itu Soma memotong perkataan Camilla sebelum Dia menyelesaikannya.
Dan karena hal-hal seperti tanpa keterampilan, berarti Dia tidak bisa menggunakan sihir,  tidak penting untuknya.
Dia tidak akan menyerah hanya karena alasan itu.
Siapa yang memutuskan bahwa itu mustahil?.
Hanya karena tidak ada bukti belum tentu tidak mungkin bisa dilakukan.
Dan Soma sudah melakukan sesuatu yang mustahil bahkan tanpa keterampilan.
Meski Dia tidak memiliki keterampilan Ilmu Pedang tingkat rendah, Dia bisa memotong pohon besar hanya dengan sebatang tongkat kayu.
Jika hanya itu masalahnya … bahkan tanpa keterampilan, ada kemungkinan untuk menggunakan sihir?
Itulah alasannya.
Tetapi, Soma sama sekali tidak mengatakannya pada Camilla.
Itu karena tidak perlu melakukannya.
Tak apa-apa, bahkan jika hanya Dia yang mengetahui. Sisanya, Dia hanya harus bekerja keras untuk mencapai tujuannya.
Melihat keyakinan kuat Soma.
Camilla tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya bisa tersenyum pahit seolah-olah menyerah.
[… Baiklah, Aku akan memberimu pelajaran sihir sebagai Guru pribadi mu](Camilla)
[Ouuuu!](Soma)
[Tapi, Aku tidak terlalu mahir dalam menggunakan sihir. Oleh karena itu, Aku perlu memeriksa nya sekali lagi, Aku akan memberimu pelajarannya besok.](Camilla)
[Hmm .., tidak apa-apa .. Besok akan menjadi sangat menyenangkan.](Soma)
Kata-kata itu tentu saja berasal dari lubuk hatinya.
Dia akhirnya bisa mendapatkan informasi tentang sihir.
Pelajaran macam apa yang akan Dia dapatkan, dan apakan Dia bisa memahaminya?
Sambil memikirkan hal itu, Soma secara alami tersenyum.




Load Comments
×Close

Notifications

Disqus Logo