Web Novel Ex Strongest Swordsman Longs For Magic In Different World Bahasa Indonesia Chapter 2 - HOLY MAIDEN -->

Halaman

    Social Items


Chapter 2 : Mantan Terkuat, Dikatakan Dia Tidak Memiliki Bakat
Translate : Holymaiden
Editor : Holymaiden
Aku memiliki mimpi yang sangat tinggi.
Mimpi dari seorang pria.
Memegang pedang, Bermimpi untuk berada dipuncaknya, berusaha untuk menjadi ahli pedang, menjadi Sword Saints, dan pada akhirnya Dia dijuluki Dewa pedang... dan kemudian, ketika Dia akhirnya mencapai ketinggian yang Dia inginkan, Dia meninggal dengan puas.
Itu adalah mimpi dari pria itu.
[...Hmmm.](???)
Melihat langit-langit yang dikenalnya, Dia tak melihat apa-apa selain mimpi— bukan, sambil mengingat [Kenangan di kehidupan masa lalunya], Soma mengangguk.
Selain tiba-tiba mengingat hal itu, Dia kadang-kadang merasa tidak nyaman dengan perasaan dari kehidupan sebelumnya dan untuk memahami situasi seperti itu.
Terlahir kembali, atau mungkin reinkarnasi.
Nah, keduanya mungkin memiliki arti yang sama, tetapi itulah yang sedang terjadi pada tubuh Soma.
Jika seseorang bertanya tentang hal itu, mereka mungkin tidak akan mempercayainya, tapi memang begitulah kenyataannya.

Itu bukan khayalan atau kesalahpahaman.
Soma benar-benar bereinkarnasi.
[...Yah, tidak ada yang bisa kuperbuat.](Soma)
Jika Soma berpikir tentang hal itu, Dia akan langsung membuang pemikirannya.
Alasannya mudah.
Dia tidak peduli pada hal semacam itu.
Sejak awal, ketika Dia berpikir tentang hal itu, alih-alih memahami sesuatu yang tidak Ia suka, Itu lebih seperti mencoba mengingat sesuatu yang tidak Ia sadari.
Itu hanya tentang kesadarannya, perilaku dan pemikiran Soma sampai sekarang  sama persis seperti Dia di kehidupan sebelumnya.
Dengan kata lain, tidak ada yang berubah sejak Dia mengingatnya, dan itu sebabnya Dia tidak peduli tentang hal itu.
Dan, terlebih lagi, hari ini adalah hari ulang tahun Keenam Soma.
Saat Dia tahu tentang acara hari ini, sudah berapa lama Dia menunggu sampai hari ini tiba?
Ketika dia memikirkan  tentang hal itu lagi, itu baik-baik saja untuknya, Dia tak peduli bagaimana kehidupan sebelumnnya.
[Biarlah...](Soma)
Memalingkan matanya dari langit-langit, Dia melihat ke arah jendela luar, matahari pagi telah terbit.
Orang-orang yang berada di dalam mansion sudah mulai bergerak, dan hal yang sama juga terjadi untuk Ibunya.
Sehingga, Dia tak perlu menunggu lebih lama lagi.
[...Baiklah.](Soma)
Mengangkat bagian atas tubuhnya untuk bangun, Soma melepaskan selimutnya dan turun dari tempat tidurnya.
Dengan ringan meregangkan kedua lengannya ... mulut secara alami mengendur ketika Dia memikirkan masa depan.

[Hmm ... Yah, Aku mempunyai Kemampuan, Seperti yang kuduga, Aku dapat menggunakan kemampuan yang kuingat....](Soma)
Saat Dia memikirkan kemampuannya, menunggu apa yang akan terjadi setelah ini, dengan langkah ringan Dia meninggalkan ruangannya tanpa tujuan.
Melihat dari kehidupan masa lalu Soma, dunia ini berhubungan dengan apa yang dikenalnya sebagai ‘Dunia Lain’.
Ada beberapa alasan mengapa Dia berpikir seperti itu ... Dalam hal ini, itu karena kemampuannya.
Kemampuat dapat dikatakan sebagai  perwujudan Bakat.
Dia tak yakin apakah iut benar, tapi Dia yakin tentang hal itu ... Singkatnya, dengan mengetahui kemampuan orang itu, Dia akan langsung mengerti apa yang bisa dilakukan atau apa yang orang itu kuasai.
Namun, jika ini dikehidupan normal, tidak mungkin untuk mengetahui kemampuan kita sendiri, apalagi orang lain.
Pada dasarnya untuk mengetahuinya, seseorang memerlukan kemampuan Penilaian untuk melihat kemampuannya.
Dari pada menggunakan alat sihir, Dia dapat mengetahui kemampuan apa yang Dia miliki, tapi hal itu tidak direkomendasikan.
Bukan berarti memiliki efek samping, justru ... malah sebaliknya.
Dengan meminta mereka melihat kemampuannya, efek samping akan terjadi.
Itu karena efek dari kemampuan penilaian tidak hanya memperlihatkan kemampuan yang dimiliki sekarang tetapi juga memperlihatkan kemampuan yang akan dipelajari di masa depan.
Ini adalah salah satu alasan mengapa kemampuan diakui sebagai perwujudan bakat.
Dengan kata lain, jika melakukan penilaian kemampuan, Dia dapat mengetahui apa yang akan dia miliki sekarang dan juga di masa depan.
Begitulah cara Dia memahaminya.
Yah, meskipun Dia mengatakan Dia mengerti, kenyataannya ada banyak orang yang menilainya secara negatif.
Walau pun tidak sepenuhnya seperti itu, tetapi begitulah pikiran orang-orang di dunia ini, sehingga dengan mengetahui segalanya, mereka akan tahu apa yang akan mereka tuju.
Dalam banyak kasus, karena hal seperti itu, banyak orang yang dapat maju tanpa menyia-nyiakan kerja keras mereka, dan lebih memilih masa depan terbaik untuk diri mereka sendiri.
Tentu saja, memang bagus untuk dapat mengetahuinya secepat mungkin.
Yah, memang begitu.
Sebagai contohnya, jika seseorang bertujuan untuk menjadi ahli pedang, tetapi tidak ada kemungkinan untuk mendapatkan kemampuan pedang yang diperlukannya, itu hanya akan membuang-buang waktu saja.
Tak perlu terlalu dini untuk mempertimbangkan apa yang seharusnya tidak menjadi tujuan jika mereka mengetahuinya.
Meski begitu, agar bisa menerima penilaian kemampuan, setidaknya harus berusia 6 tahun atau lebih.
Tentu saja, ada juga alasan untuk ini, itu karena masa depan belum dapat dilihat.
Sebenarnya ada beberapa penelitian yang dilakukan untuk ini. Dan tampaknya ada bukti bahwa melakukan penilaian setelah lahir dan sekitar empat tahun benar-benar berbeda.
Penilaian itu umumnya diputuskan pada usia sekitar empat tahun, paling lambat lima tahun, tetapi hanya untuk memastikan akurat, lebih baik dilakukan pada usia sekitar enam tahun.
Itulah mengapa Soma harus menerima penilaian kemampuan pada lang tahun keenamnya.
Dan saat menerima penilaian kemampuan sama saja dengan melihat masa depan kita sendiri.
Sangatlah langka jika kemampuan dapat memiliki banyak jalan.
Ada banyak orang yang tidak mendapatkan lebih dari satu atau dua kemampuan. Jika seseorang memperoleh lima akan sangat bagus, dan jika seseorang memperoleh 2 digit, mereka akan dijuluki sebagai Jenius.
Normal saja untuk mengatakan jangan khawatir.
Meskipun berkata seperti itu, mereka sangat khawatir saat melakukan penilaian kemampuan, tapi .... untuk Soma, lebih seperti Dia tidak sabar untuk melakukannya.
Karena Dia telah bereinkarnasi, sehingga Dia tidak pernah berpikir untuk perlu memiliki banyak bakat.
Sederhana saja kalau untuk Soma, Dia baik-baik saja memperoleh kemampuan apa pun.
Lebih tepatnya, Dia tidak memiliki masalah dengan kemampuan apa yang akan Dia pelajari.
Itulah mengapa, Dia tidak terlalu peduli, itu hanyalah masalah orang lain.
Ini bukan tentang menyerah terhadap masa depan, kenyataannya malah sebaliknya.
Kemampuan apa pun yang akan Ia peroleh, Ia akan memutuskan masa depannya seperti yang diinginkannya sejak awal.
Memang benar seseorang mungkin tidak tahu kemampuan apa yang akan mereka peroleh sampai melakukan penilaian kemampuan, akan tetapi ada beberapa pengecualian.
Mereka mengebutnya sebagai kemampuan dasar.
Ada enam jenis kemampuan seni bela diri, seperti ilmu pedang, ilmu tombak, dan ada kemampuan sihir yang menggunakan mana.
Masalahnya, kemampuan itu terbatas pada kelas yang lebih rendah dengan kemampuan yang sama, tetapi jika memang begitu, sebagian besar dari mereka bisa dipelajari.
Bahkan jika mereka memiliki satu kemampuan seni bela diri atau kemampuan sihir, masih banyak orang yang tidak dapt mempelajarinya. Meski tidak termasuk kepada mereka yang disebut jenius. Memahami kemampuan itu dianggap sebagai persyaratan untuk memperlajarinya.

Yah, tidak ada gunanya berpikir apakah Dia mungkin tidak bisa memperlajarinya, karena Soma bertujuan untuk menjadi seorang penyihir.
Lebih tepatnya, Dia ingin menggunakan sihir.
Untuk alasan itu, Dia baik-baik saja dengan apapun yang kan Dia peroleh.
Apa yang Soma nantikan adalah saat Dia akhirnya bisa mulai belajar sihir.
Tidak mungkin membayangkan bahwa itu tidak akan terwujud.
[....Ha?](Soma)
Suara tercengang bergema disekitarnya.
Yang mengeluarkannya Soma sendiri, dan hal yang sama juga terjadi pada wajahnya.
Tercengang, bingung, dan terkejut.
Sama seperti tidak dapat mencampur semuanya, sambil membawa emosi yang tak terlukiskan ... Soma bertanya pada Ibunya yang berada di depannya lagi.
[.... Tadi, apa yang Ibu katakan?](Soma)
Dia tahu bahwa Ibunya bukan seseorang yang akan membuat lelucon di saat seperti ini, tetapi Dia masih ingin Ibunya mengatakan bahwa itu hanyalah lelucon.
Setelah Ibunya mengalihkna matanya sekali lagi, Dian menarik napas panjang dan menatap lurus ke arah Soma.
Dan .....
[... Hah, kalau begitu, biar Aku mengatakannya sekali lagi. Hasil dari penilaian kemampuanmu, bahkan jika kita memasukkan kemampuan seni bela diri dan kemampuan sihir, Kau tidak akan pernah bisa belajar Kemampuan .... Kau telah ditemukan tidak memiliki bakat.](Ibu)
Dan Dia diberitahu dengan ekspresi tegas.


Web Novel Ex Strongest Swordsman Longs For Magic In Different World Bahasa Indonesia Chapter 2


Chapter 2 : Mantan Terkuat, Dikatakan Dia Tidak Memiliki Bakat
Translate : Holymaiden
Editor : Holymaiden
Aku memiliki mimpi yang sangat tinggi.
Mimpi dari seorang pria.
Memegang pedang, Bermimpi untuk berada dipuncaknya, berusaha untuk menjadi ahli pedang, menjadi Sword Saints, dan pada akhirnya Dia dijuluki Dewa pedang... dan kemudian, ketika Dia akhirnya mencapai ketinggian yang Dia inginkan, Dia meninggal dengan puas.
Itu adalah mimpi dari pria itu.
[...Hmmm.](???)
Melihat langit-langit yang dikenalnya, Dia tak melihat apa-apa selain mimpi— bukan, sambil mengingat [Kenangan di kehidupan masa lalunya], Soma mengangguk.
Selain tiba-tiba mengingat hal itu, Dia kadang-kadang merasa tidak nyaman dengan perasaan dari kehidupan sebelumnya dan untuk memahami situasi seperti itu.
Terlahir kembali, atau mungkin reinkarnasi.
Nah, keduanya mungkin memiliki arti yang sama, tetapi itulah yang sedang terjadi pada tubuh Soma.
Jika seseorang bertanya tentang hal itu, mereka mungkin tidak akan mempercayainya, tapi memang begitulah kenyataannya.

Itu bukan khayalan atau kesalahpahaman.
Soma benar-benar bereinkarnasi.
[...Yah, tidak ada yang bisa kuperbuat.](Soma)
Jika Soma berpikir tentang hal itu, Dia akan langsung membuang pemikirannya.
Alasannya mudah.
Dia tidak peduli pada hal semacam itu.
Sejak awal, ketika Dia berpikir tentang hal itu, alih-alih memahami sesuatu yang tidak Ia suka, Itu lebih seperti mencoba mengingat sesuatu yang tidak Ia sadari.
Itu hanya tentang kesadarannya, perilaku dan pemikiran Soma sampai sekarang  sama persis seperti Dia di kehidupan sebelumnya.
Dengan kata lain, tidak ada yang berubah sejak Dia mengingatnya, dan itu sebabnya Dia tidak peduli tentang hal itu.
Dan, terlebih lagi, hari ini adalah hari ulang tahun Keenam Soma.
Saat Dia tahu tentang acara hari ini, sudah berapa lama Dia menunggu sampai hari ini tiba?
Ketika dia memikirkan  tentang hal itu lagi, itu baik-baik saja untuknya, Dia tak peduli bagaimana kehidupan sebelumnnya.
[Biarlah...](Soma)
Memalingkan matanya dari langit-langit, Dia melihat ke arah jendela luar, matahari pagi telah terbit.
Orang-orang yang berada di dalam mansion sudah mulai bergerak, dan hal yang sama juga terjadi untuk Ibunya.
Sehingga, Dia tak perlu menunggu lebih lama lagi.
[...Baiklah.](Soma)
Mengangkat bagian atas tubuhnya untuk bangun, Soma melepaskan selimutnya dan turun dari tempat tidurnya.
Dengan ringan meregangkan kedua lengannya ... mulut secara alami mengendur ketika Dia memikirkan masa depan.

[Hmm ... Yah, Aku mempunyai Kemampuan, Seperti yang kuduga, Aku dapat menggunakan kemampuan yang kuingat....](Soma)
Saat Dia memikirkan kemampuannya, menunggu apa yang akan terjadi setelah ini, dengan langkah ringan Dia meninggalkan ruangannya tanpa tujuan.
Melihat dari kehidupan masa lalu Soma, dunia ini berhubungan dengan apa yang dikenalnya sebagai ‘Dunia Lain’.
Ada beberapa alasan mengapa Dia berpikir seperti itu ... Dalam hal ini, itu karena kemampuannya.
Kemampuat dapat dikatakan sebagai  perwujudan Bakat.
Dia tak yakin apakah iut benar, tapi Dia yakin tentang hal itu ... Singkatnya, dengan mengetahui kemampuan orang itu, Dia akan langsung mengerti apa yang bisa dilakukan atau apa yang orang itu kuasai.
Namun, jika ini dikehidupan normal, tidak mungkin untuk mengetahui kemampuan kita sendiri, apalagi orang lain.
Pada dasarnya untuk mengetahuinya, seseorang memerlukan kemampuan Penilaian untuk melihat kemampuannya.
Dari pada menggunakan alat sihir, Dia dapat mengetahui kemampuan apa yang Dia miliki, tapi hal itu tidak direkomendasikan.
Bukan berarti memiliki efek samping, justru ... malah sebaliknya.
Dengan meminta mereka melihat kemampuannya, efek samping akan terjadi.
Itu karena efek dari kemampuan penilaian tidak hanya memperlihatkan kemampuan yang dimiliki sekarang tetapi juga memperlihatkan kemampuan yang akan dipelajari di masa depan.
Ini adalah salah satu alasan mengapa kemampuan diakui sebagai perwujudan bakat.
Dengan kata lain, jika melakukan penilaian kemampuan, Dia dapat mengetahui apa yang akan dia miliki sekarang dan juga di masa depan.
Begitulah cara Dia memahaminya.
Yah, meskipun Dia mengatakan Dia mengerti, kenyataannya ada banyak orang yang menilainya secara negatif.
Walau pun tidak sepenuhnya seperti itu, tetapi begitulah pikiran orang-orang di dunia ini, sehingga dengan mengetahui segalanya, mereka akan tahu apa yang akan mereka tuju.
Dalam banyak kasus, karena hal seperti itu, banyak orang yang dapat maju tanpa menyia-nyiakan kerja keras mereka, dan lebih memilih masa depan terbaik untuk diri mereka sendiri.
Tentu saja, memang bagus untuk dapat mengetahuinya secepat mungkin.
Yah, memang begitu.
Sebagai contohnya, jika seseorang bertujuan untuk menjadi ahli pedang, tetapi tidak ada kemungkinan untuk mendapatkan kemampuan pedang yang diperlukannya, itu hanya akan membuang-buang waktu saja.
Tak perlu terlalu dini untuk mempertimbangkan apa yang seharusnya tidak menjadi tujuan jika mereka mengetahuinya.
Meski begitu, agar bisa menerima penilaian kemampuan, setidaknya harus berusia 6 tahun atau lebih.
Tentu saja, ada juga alasan untuk ini, itu karena masa depan belum dapat dilihat.
Sebenarnya ada beberapa penelitian yang dilakukan untuk ini. Dan tampaknya ada bukti bahwa melakukan penilaian setelah lahir dan sekitar empat tahun benar-benar berbeda.
Penilaian itu umumnya diputuskan pada usia sekitar empat tahun, paling lambat lima tahun, tetapi hanya untuk memastikan akurat, lebih baik dilakukan pada usia sekitar enam tahun.
Itulah mengapa Soma harus menerima penilaian kemampuan pada lang tahun keenamnya.
Dan saat menerima penilaian kemampuan sama saja dengan melihat masa depan kita sendiri.
Sangatlah langka jika kemampuan dapat memiliki banyak jalan.
Ada banyak orang yang tidak mendapatkan lebih dari satu atau dua kemampuan. Jika seseorang memperoleh lima akan sangat bagus, dan jika seseorang memperoleh 2 digit, mereka akan dijuluki sebagai Jenius.
Normal saja untuk mengatakan jangan khawatir.
Meskipun berkata seperti itu, mereka sangat khawatir saat melakukan penilaian kemampuan, tapi .... untuk Soma, lebih seperti Dia tidak sabar untuk melakukannya.
Karena Dia telah bereinkarnasi, sehingga Dia tidak pernah berpikir untuk perlu memiliki banyak bakat.
Sederhana saja kalau untuk Soma, Dia baik-baik saja memperoleh kemampuan apa pun.
Lebih tepatnya, Dia tidak memiliki masalah dengan kemampuan apa yang akan Dia pelajari.
Itulah mengapa, Dia tidak terlalu peduli, itu hanyalah masalah orang lain.
Ini bukan tentang menyerah terhadap masa depan, kenyataannya malah sebaliknya.
Kemampuan apa pun yang akan Ia peroleh, Ia akan memutuskan masa depannya seperti yang diinginkannya sejak awal.
Memang benar seseorang mungkin tidak tahu kemampuan apa yang akan mereka peroleh sampai melakukan penilaian kemampuan, akan tetapi ada beberapa pengecualian.
Mereka mengebutnya sebagai kemampuan dasar.
Ada enam jenis kemampuan seni bela diri, seperti ilmu pedang, ilmu tombak, dan ada kemampuan sihir yang menggunakan mana.
Masalahnya, kemampuan itu terbatas pada kelas yang lebih rendah dengan kemampuan yang sama, tetapi jika memang begitu, sebagian besar dari mereka bisa dipelajari.
Bahkan jika mereka memiliki satu kemampuan seni bela diri atau kemampuan sihir, masih banyak orang yang tidak dapt mempelajarinya. Meski tidak termasuk kepada mereka yang disebut jenius. Memahami kemampuan itu dianggap sebagai persyaratan untuk memperlajarinya.

Yah, tidak ada gunanya berpikir apakah Dia mungkin tidak bisa memperlajarinya, karena Soma bertujuan untuk menjadi seorang penyihir.
Lebih tepatnya, Dia ingin menggunakan sihir.
Untuk alasan itu, Dia baik-baik saja dengan apapun yang kan Dia peroleh.
Apa yang Soma nantikan adalah saat Dia akhirnya bisa mulai belajar sihir.
Tidak mungkin membayangkan bahwa itu tidak akan terwujud.
[....Ha?](Soma)
Suara tercengang bergema disekitarnya.
Yang mengeluarkannya Soma sendiri, dan hal yang sama juga terjadi pada wajahnya.
Tercengang, bingung, dan terkejut.
Sama seperti tidak dapat mencampur semuanya, sambil membawa emosi yang tak terlukiskan ... Soma bertanya pada Ibunya yang berada di depannya lagi.
[.... Tadi, apa yang Ibu katakan?](Soma)
Dia tahu bahwa Ibunya bukan seseorang yang akan membuat lelucon di saat seperti ini, tetapi Dia masih ingin Ibunya mengatakan bahwa itu hanyalah lelucon.
Setelah Ibunya mengalihkna matanya sekali lagi, Dian menarik napas panjang dan menatap lurus ke arah Soma.
Dan .....
[... Hah, kalau begitu, biar Aku mengatakannya sekali lagi. Hasil dari penilaian kemampuanmu, bahkan jika kita memasukkan kemampuan seni bela diri dan kemampuan sihir, Kau tidak akan pernah bisa belajar Kemampuan .... Kau telah ditemukan tidak memiliki bakat.](Ibu)
Dan Dia diberitahu dengan ekspresi tegas.


Load Comments
×Close

Notifications

Disqus Logo